AJARAN BUDI PAKARTI KANUNG

.Oleh: Wangsa Badra Kendeng.

Didalam Ajaran Gunung itu Menekankan Wujud dari Budi dan Wujud dari Pakarti. Budi Artinya: Pikiran dan Pakarti Artinya: Tindakan.
Semua di dunia ini nyata adanya Semua Pengetahuan Harus Nyata dan bisa di Terima Pikiran dan Nalar. Lebih Lebih Suatu Kepercayaan atau Agama dan Pengetahuan Harus NYATA ADANYA. Karena Hukum Semesta ini Nyata Semua Tidak Menipu. Jangankan Yang Bisa di Lihat Mata Orang Banyak Yang Cuma bisa di Lihat Pakai Indria Istimewa Saja bisa di Deteksi Keberadaanya. 

Suatu Kebohongan dan Ketidaknyataan Itu Akan Berbenturan dengan Hukum Semesta. Dan Suatu Ajaran Kepercayaan (Agama) dan Pengetahuan Harus bisa di PAKARTIKAN Atau di Ujudkan atau di Tindakan Bukan berdasar dari KATANYA. DI KATAKAN. MENURUT. RIWAYAT. DI RIWAYATKAN. LEWAT. SESUDAH. SETELAH. NANTI. PASTI. Ini Semua adalah BOHONG DAN KEBOHONGAN Karena Semua Kata Kata itu Berbenturan dengan Hukum Semesta Raya Ini dan Ajaran Budi Pakarti Luhur Kanung.

Dan Perlu di Ingat Ingat Untuk Anak Cucu Lingga dan Para Pengikut Ajaran Kanung.
*. 1. Jangan Percaya pada Guru (Nabi) Dari pandainya.
Karena Guru itu manusia, Memiliki Watak Baik dan buruk tidak Ada manusia itu Yang Terlepas dari dua keadaan itu, Makanya Perlu di Waspadai dari kepandaianya itu.

*. 2. Jangan Percaya Pada Ajaran Karena Banyak Pengikutnya.
Banyaknya Suatu penganut Suatu Ajaran bukan berarti benar, Justru itu harus di Waspadai dengan Banyaknya Pengikut Suatu Ajaran itu. Karena Ajaran Yang Benar itu Rata rata berat Lakonanya di Situ justru Jarang Yang Lulus Menjalani dalam Ajaran Sehingga Mereka meninggalkan Ajaran itu. Memilih Yang Rendahan Spiritualnya. Karena Banyak pengikutnya justru Menjadikan Suatu ajaran menjadi golongan dan makin rendah ketitik terendah yaitu KEKUASAAN berbalut Kepercayaan.

*.3. Jangan Percaya Kitab dari Lamanya.
Jaman ini selalu Berganti dan silih berganti akan tetapi Suatu ajaran yang di kitabkan akan menjadi Penghalang kemajuan suatu jaman dan menjadi dasar dari kebodohan di dalam perjalanan suatu jaman. Karena manusia adalah bagian dari jaman bukan jaman bagian dari manusia.
Dan kitab kuno itu Mungkin benar pada jamanya tapi bukan untuk jaman jaman selanjutnya.
Dan kitab Ajaran itu Mungkin benar menurut bangsanya Pada Waktu Itu, tetapi belum tentu benar Ajaran Kitab Itu Untuk Jaman Jaman Jaman Selanjutnya.
Apalagi Ajaran Kitab itu Untuk Bangsa Lain, dan di Terapkan di jaman Sekarang. Pasti Akan Menjadi Masalah dan Menjadi Sumber Masalah dan Permasalahan Menjadikan Mundurnya Peradaban Suatu Bangsa Meringkihkan Kejayaan dan Keagungan Suatu Negeri.

*.4. Janganlah Berguru pada guru yang Beristri atau bersuami lebih dari satu.
Karena Guru atau (Nabi) Kalau Suka Kawin Bisa di pastikan beliau itu pasti lemah spiritualnya karena dengan sering kawin akan menumpulkan Ketajaman matabatinnya (Matahati) merosot Budi Pakartinya Seorang guru Karena Memikirkan Kebutuhan Keduniawian Seorang Anak dan istri.
Di pastikan Bohong Kalinthong Orang seperti itu berilmu tinggi.
Puji doanya Pun Tidak ada yang Terkabul Karena Jiwa Orang Seperti itu lebih rendah Kastanya dari Penipu.
Sungguh Celaka Orang Yang Berguru Pada Guru seperti itu. Janganlah Orang Kanung Anggeguru orang seperti itu.

*.5. Percayalah pada Rasa Sejatimu Sendiri.
Rasa adalah Perwujudan dari Kesucian Hyang Agung, Rasa itu tak pernah bohong. Kalau gula manis, Kalau asam Kecut kalau Garam itu asin Rasa itulah Tuntunan yang Agung di atas para guru guru atau Nabi. Di balik rasa menyimpan Kejayaan keagungan Keselamatan dan Kemuliaan.
Ajaran seperti ini harus di Ajarkan Kepada Satria Satria Kanung Seperti. Bima Enggi Saputra dan Chandra Wijaya dll. Karena Orang kanung Harus belajar kasepuhan kanung sebagai Jati diri Bangsa Mandiri.

1 komentar: